Siapa itu sahabat yang menggali parit pada saat Perang Khandaq?” tanya Presiden Soekarno sambil menoleh pada orang disampingnya, Saifuddin Zuhri, Menteri Agama RI. Pertanyaan itu refleks terlontar dari mulutnya. Sang Menteri yang juga pimpinan NU dengan sigap menjawab, ”Salman.” Jawabannya disambut sang Presiden, ”Nah itu, Masjid ini saya namakan Salman!”

Dialog inilah yang menjadi tonggak pertama berdirinya Masjid Salman ITB.

Kami percaya bahwa peradaban dimulai dari Masjid. Ketika Rasulullah SAW melakukan hijrah ke Madinah bersama kaum muhajirin, hal yang dilakukan adalah mempersaudarakan dengan kaum anshar, inilah hal yang membuat kami tergerak bahwa dengan berkolaborasi sebuah peradaban bisa dimulai.

Setelah dipersaudarakan, kemudian Rasulullah membangun masjid. Hadirnya Masjid Nabawi menjadi pusat aktivitas kaum muslimin, baik muhajirin ataupun anshar. Di momen inilah cahaya Islam tersyiarkan hingga penjuru dunia.

Wakaf Salman bercita-cita meneruskan jejak Rasulullah untuk membangun peradaban yang maju melalui program 1.000 Masjid. Kami selalu percaya bahwa kemajuan umat islam dimulai dari masjid yang berdaya, karena dari satu masjid dapat menggerakan berbagai macam kegiatan positif dan produktif bagi umat dan disitulah tempat membangun aqidah, ideologi hingga pemikiran Islam.

Program 1000 masjid merupakan program jangka panjang yang manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh banyak penerima manfaat. Melalui program 1000 masjid bantuan dari para donatur akan disalurkan untuk :

- Pembangunan Masjid

- Renovasi Masjid

- Pengadaan alat filterasi air minum

- Urban Farming

- Atm Beras

Kebaikan besar bagi yang berwakaf dengan menyedekahkan harta yang tetap utuh barangnya untuk kebaikan umat akan terus mengalir pahalanya sekalipun sudah putus usahanya, karena dia telah keluar dari kehidupan dunia menuju kampung akhirat.

Dari masjid, untuk peradaban dunia.