Saat itu, bulan Syawal tahun ke-10 kenabian. Nabi Muhammad saw. pergi ke Thaif. Baginda Rasulullah Saw. diutus Allah Subhanahu wa ta'ala untuk mendakwahkan Islam. Menyampaikan ayat-ayat-Nya dan menyeru Islam kepada mereka yang belum mengetahui termasuk masyarakat Thaif. Kota di lereng Pegunungan Sarawat ini juga, merupakan tempat tinggal Rasul semasa kecil bersama Halimah as-Sa'diyah.
Selama 10 hari sudah Rasulullah ditemani Zaid bin Haritsah r.a tinggal di Thaif. Namun, mulai dari para tokoh hingga masyarakat Thaif menolak Islam. Mereka justru melemparkan hinaan, cacian, bahkan serangan fisik kepada Rasul dan Zaid hingga keduanya terluka. Kafir diantara mereka juga berkata, "Muhammad pendusta." (Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Munir, [Damaskus, Bairut, Darul Fikr, 1997], juz VI, h. 259)
Tetapi, apa yang dilakukan sang Rasul? Beliau justru menunjukkan betapa tingginya kesabaran yang dimiliki. Mereka pun sempat berlindung di sebuah kebun anggur milik kakak-beradik Uthbah dan Syaibah. Pada saat yang bersamaan, malaikat Jibril memohon kepada Nabi Muhammad agar berdoa dan meminta kepada Allah Swt. Meminta agar malaikat Jibril diizinkan menghancurkan penduduk Thaif dengan gunung-gunung yang telah siap diangkat karena sebegitu parahnya perlakuan masyarakat Thaif kepada Rauslullah.
Tebaklah Sahabat, manusia utusan Allah sungguh berbeda. Tawaran Jibril tersebut ditolak. Rasulullah justru memilih untuk mendoakan penduduk Thaif dengan kebaikan. Memohon kepada Allah agar mereka bisa mendapatkan hidayah sehingga bisa menerima ajaran Islam.
Sambil mengalir darah di wajah Nabi Muhammad Saw., tangannya di angkat seraya memanjatkan doa:
إِنَّ اللهَ لَمْ يَبْعَثْنِي طَعَّانًا وَلَا لَعَّانًا وَلَكِنْ بَعَثَنِيْ دَاعِيًا وَرَحْمَةً، اللهم اهْدِ قَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
Artinya, “Sungguh Allah tidak mengutusku untuk menjadi orang yang merusak dan bukan (pula) orang yang melaknat. Akan tetapi Allah mengutusku untuk menjadi penyeru dan pembawa rahmat. Ya Allah, berilah hidayah untuk kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui!” (HR Al-Baihaqi).
Allahuma sholi 'ala sayyidina muhammad, semoga tersampaikan salam kita kepada Rasulullah Saw. Semoga kita senantiasa mengambil hikmah dari peristiwa di bulan Syawal ini dengan bersabar dan semakin takwa. Aamiin..