Islam bukan hanya tentang ajaran agama semata, tetapi juga mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan. Oleh karena itu, banyak tokoh-tokoh di dunia Islam yang berperan penting dalam bidang kesehatan. Berikut ini adalah 4 tokoh muslim yang berpengaruh di dunia kesehatan:
1. Ibn Sina (Avicenna)
Ibn Sina merupakan tokoh besar di dunia kedokteran Islam. Dia dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern dan telah menulis buku yang terkenal di bidang kedokteran, yaitu "The Canon of Medicine". Karya ini digunakan sebagai bahan pelajaran di banyak universitas di dunia.
Pada usia ke-21 tahun, Ibnu Sina telah menghasilkan ratusan karya tulisan di bidang matematika, geometri, astronomi, físika, kimia, metafisika, filologi, musik, dan puisi. Dua karya Ibnu Sina yang paling bepengaruh adalah Kitab al Shifa dan Al Qanun fi Tibb.
Al Qanun fi Tibb disebut sebagai buku kedokteran eksperimental yang paling penting dalam sejarah. Berkat kitab ini, Ibnu Sina disebut sebagai dokter pertama di dunia yang melakukan uji klinis dan pengenalan farmakologis klinis.
Ia mengembuskan nafas terakhir pada bulan Ramadhan 1037 Masehi pada 57 tahun dan dimakamkan di Hamadan, Persia (kini wilayah Iran). "Saya memilih umur pendek tapi penuh makna dan karya, daripada umur panjang yang hampa," ucapnya sebelum wafat.
2. Ar-Razi (Rhazes)
Perkembangan dunia medis diketahui tak lepas dari pengaruh sejumlah cendekiawan muslim, salah satunya Abu Bakar Muhammad bin Zakariya ar-Razi (Rhazes). Rhazes dikenal sebagai dokter Muslim terkemuka pada abad ke-9. Dia menulis buku tentang sifat-sifat obat-obatan dan pengobatan, serta mengembangkan berbagai teknik bedah yang masih digunakan hingga saat ini.
Ar-Razi menjadi pionir dalam beberapa bidang kedokteran mulai dari kesehatan mental hingga cacar. Ia termasuk orang pertama yang memberikan pengobatan kesehatan mental. Ia mengobati pasien dengan hormat, kepedulian, dan empati. Pasien yang sudah pulang diberi sejumlah uang untuk membantu kebutuhan mendesak. Ini adalah referensi tercatat pertama untuk perawatan setelah psikiatri
Ar-Razi juga punya pengaruh besar terhadap pengobatan cacar. Saat menjabat sebagai Kepala Dokter di Baghdad, dia adalah orang pertama yang mendeskripsikan cacar dan membedakannya dari campak.
3. Al-Zahrawi (Abulcasis)
Al-Zahrawi dikenal sebagai Bapak Bedah Modern dan telah menulis buku tentang praktik bedah pada abad ke-10. Dia juga dikenal karena mengembangkan berbagai instrumen bedah, seperti pisau bedah, gunting, dan alat pengait.
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi atau Al-Zahrawi adalah salah satu pakar kedokteran pada masa Islam abad pertengahan. Di dunia barat, ia dikenal sebagai Abulcasis, dengan karyanya yang terkenal berjudul Al-Tasrif liman Ajiza an-at-Ta'lif dan menjadi rujukan di universitas-universitas di Eropa. Al-Zahrawi kemudian dikenal sebagai pelopor bedah modern dan dijuluki Bapak Ilmu Bedah Modern karena berbagai karya dan temuannya di dunia bedah. Bahkan beberapa penemuannya itu masih diterapkan dalam dunia kedokteran hingga saat ini.
4. Ibn al-Nafis
Ibn al-Nafis dikenal sebagai dokter Muslim terkenal pada abad ke-13. Dia menulis buku tentang sistem pernapasan dan kardiovaskular, serta mengembangkan teori tentang sirkulasi darah yang revolusioner pada masanya.
Ibnu al-Nafis adalah seorang polimatik atau orang yang pengetahuannya tidak hanya terbatas pada satu bidang. Selama hidupnya, ia mempelajari berbagai bidang keilmuan, mulai dari kedokteran, bedah, fisiologi, anatomi, biologi, filsafat, sastra, fikih, dan teologi. Ibnu al-Nafis dikenal sebagai orang pertama yang menggambarkan sirkulasi pulmonal atau sirkulasi paru, yaitu sirkulasi darah dari jantung menuju paru-paru dan sebaliknya. Bahkan karyanya tentang fisiologi sistem peredaran darah mampu menandingi penemuan Galen, dokter Yunani abad ke-2. Berkat penemuan besarnya itu, Ibnu al-Nafis dijuluki sebagai Bapak Fisiologi Peredaran Darah atau Sirkulasi.