Indonesia adalah negeri yang kaya dengan keberagaman suku dan bahasa. Salah satunya adalah suku Baduy. Siapa yang tidak mengenal Suku Baduy? Yaitu sebuah suku yang masyarakatnya tinggal di daerah Pegunungan Kendeng, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Suku Baduy adalah sub-etnis Sunda yang terbagi menjadi dua golongan: Baduy Luar dan Baduy Dalam. Ada perbedaan mendasar dari kedua golongan tersebut. Masyarakat Baduy Dalam masih memegang teguh pikukuh atau menjalankan kehidupan sehari-hari berdasarkan pada adat istiadat, termasuk di antaranya adalah sistem kepercayaan. Namun, hal ini berbeda dengan masyarakat Baduy Luar yang sudah mendapatkan paparan teknologi, syiar agama, hingga memperbolehkan kunjungan dari masyarakat luar. Masyarakat Baduy Luar telah terbiasa menggunakan alat elektronik dalam menopang aktivitas.
Adanya syiar agama yang masuk pada masyarakat suku Baduy Luar menjadi secercah harapan agar Islam agar lebih dikenal. Inilah yang menjadi alasan utama pembangunan Masjid Salman AlHijra Baduy yang berlokasi di Kampung Cakuem, Desa Nayagati, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.
Alasan Pembangunan Masjid Salman AlHijra Baduy
Masjid Salman AlHijra Baduy dibangun bersama dengan masyarakat Baduy Luar, Wakaf Salman, dan Baitul Wakaf. Lokasi tanah yang digunakan merupakan wakaf yang diberikan oleh kepala desa dengan luas 1200m2.
Lalu, apa yang menjadi alasan dibangunnya Masjid Salman Alhijra Baduy?
-
Menjadi Pusat Aktivitas Masyarakat Muslim Baduy Luar
Masjid Salman AlHijra Baduy diresmikan pada 21 Februari 2023. Mulai saat itu, masjid ini seringkali menjadi pusat aktivitas dari masyarakat Muslim Baduy Luar. Terbukti, mendekati Bulan Ramadhan 1444 H, masjid tersebut sudah dapat digunakan oleh masyarakat untuk berbagai aktivitas ibadah. Selain itu, Wakaf Salman telah melengkapi masjid dengan sarana dan prasarana yang memadai. Beberapa aktivitas lain yang kerap dilakukan oleh masyarakat Baduy Luar adalah:
-
Shalat Lima Waktu Berjamaah
Sejak diresmikan, Masjid Salman AlHijra Baduy mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Pasalnya selain memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat, masjid ini juga memiliki sarana dan prasarana yang memadai guna memberikan kemudahan bagi jamaah.
-
Shalat Tarawih
Sepanjang Bulan Ramadhan 1444 H, Masjid Salman AlHijra Baduy ramai dihadiri oleh masyarakat untuk melaksanakan shalat tarawih. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang tim Wakaf Salman yang melakukan monitoring berkala pada bulan maret lalu.
-
Buka Puasa Bersama
Buka puasa bersama merupakan salah satu budaya umat islam pada Bulan Ramadhan. Kini, hal tersebut dapat diselenggarakan juga oleh masyarakat muslim Suku Baduy Luar di Masjid Salman AlHijra. Dihadiri oleh kalangan tua dan muda, buka bersama menjadi semakin khidmat pada maret 2023 lalu.
-
Lokasi Masjid yang Jauh
Kemudahan dalam menjangkau tempat ibadah merupakan hal penting dalam meningkatkan kesadaran beribadah itu sendiri, utamanya bagi para mualaf yang mendominasi daerah Baduy Luar. Disampaikan oleh salah seorang warga, lokasi masjid terdekat ditempuh dengan 15 menit perjalanan. Hal ini menjadi salah satu alasan penting dalam pembangunan Masjid Salman AlHijra Baduy.
-
Menggunakan Konsep Teknologi Modular
Diketahui bahwa posisi tanah masyarakat Baduy Luar berada pada bukit-bukit Pegunungan Kendeng. Maka dari itu, teknologi modular adalah solusi dalam pembangunan Masjid Salman AlHijra Baduy. Selain itu, kekayaan lokal yang tersedia seperti kayu dapat dengan mudah dimanfaatkan sebagai bahan dasar utama bangunan.
Singkatnya, teknologi modular yang diterapkan Wakaf Salman adalah dengan bongkar pasang kayu yang telah dirancang secara khusus sedemikian rupa. Sehingga berdirilah sebuah masjid yang sama dengan masjid-masjid lainnya namun dengan kekayaan lokal. Maka dari itu, berdirinya Masjid Salman AlHijra Baduy diharapkan dapat menjadi percontohan untuk masjid pelosok negeri di kemudian hari, salah satunya seperti Masjid Mualaf Papua.
Kesimpulan
Pembangunan Masjid Salman AlHijra Baduy dengan memanfaatkan teknologi modular adalah solusi untuk menyebarkan siar agama islam hingga pelosok nusantara. Dengan tersebarnya agama islam dengan baik, didukung dengan tersedianya aktivitas dan sarana infrastruktur yang memadai, diharapkan umat muslim di Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan nyaman dan khidmat.
Skema wakaf untuk pembangunan masjid merupakan salah satu jalan keluar dari ketimpangan tempat ibadah yang ada. Setiap orang, baik tua maupun muda dapat turut andil dalam mendukung keberlangsungan pembangunan. Mulai dari diri sendiri, dari hal yang kecil, dan dimulai dari sekarang. Mari bersama dukung program pembangunan 99 Masjid Nusantara.