Sejarah Kampung Wakaf Mempelam
Kampung Wakaf Mempelam, yang sebelumnya dikenal dengan Kampung Tok Jamal, telah dihuni sejak satu setengah abad yang lalu. Kampung Wakaf Mempelam yang terletak di pinggir jalan raya sekitar 8 kilometer dari pusat kota Kuala Terengganu yang mengarah ke Kuala Berang.
Kampung Tok Jamal adalah sebuah desa yang terletak di Kuala Terengganu, di negara bagian Terengganu Darul Iman, yang merupakan negara bagian di Malaysia bagian timur, dan berbatasan dengan Kelantan di utara, Pahang di barat dan selatan, serta Laut Cina Selatan di timur. Terengganu adalah negara bagian yang memiliki sultan dan salah satu negara bagian yang membentuk negara Malaysia. Disebut juga Terengganu Darul Iman.
Pada awalnya, Kampung Wakaf Mempelam merupakan daerah rawa dan pertanian. Jalan ini menjadi jalur utama bagi para pedagang yang pulang pergi dari kota ke hulu menggunakan jalan raya. Hilir mudik mereka menempuh perjalanan demi keberlangsungan hidup dan ekonomi
Semasa perjalanan para pedagang yang panjang, terdapat sebuah pohon besar di jalur yang mereka lalui. Pohon besar itu rindang dan menjadi pilihan mereka untuk berteduh sejenak. Pohon tersebutlah yang kemudian menginspirasi warga untuk mendirikan Kampung Wakaf Mempelam.
Bagi sebagian dari kita, mungkin alasan tersebut terbilang sederhana. Namun, tidak untuk Tun Mahmud dan masyarakat desa Kampung Tok Jamal. Mereka kemudian bergotong royong secara perlahan menjadikan kampungnya kampung wakaf. Salah satu fasilitas dari Kampung Wakaf adalah pengelolaan jalur perdagangan. Karena keterbatasan catatan sejarah Kampung Wakaf Mempelam, belum terdapat informasi nilai wakaf dan hasilnya.
Adapun infomrasi yang ditemukan, aktivitas dan produk wakaf tersebut masih ada. Tetapi, telah diubah namanya menjadi Kampung Wakaf Pakatan. Pohon besar yang berperan penting dalam proses wakaf pun sudah tidak ada lagi karena arus perkembangan wilayah.
Pesan Penting: Mulailah dari Hal Sederhana
Gagasan awal wakaf dari Tok Jamal dan masyarakat setempat sebetulnya sederhana. Sekadar ingin menjaga manfaat dari sebuah pohon besar yang menaungi para pedagang dan pengusaha sehingga meringankan ikhtiar mereka. Sebagaimana kita tahu bahwa bekerja juga adalah bagian dari ibadah. Sementara hari ini, masih ada barangkali kita ataupun saudara kita yang merasa bahwa wakaf selalu dimulai dengan hal-hal besar hanya karena sang wakif yang dikenal dunia adalah para sultan dan pejabat tinggi.
Oleh karena itu, Wakaf Salman tiada hentinya ingin mengingatkan Sahabat bahwa siapapun kita, dalam kesedihan atau kesenangan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala pasti membalas kebaikan yang bisa kita lakukan. Salah satunya dengan wakaf yang serupa dengan Kampung Wakaf Mempelam yakni Wakaf Desa Badui. Selain memberi fasilitas untuk mualaf agar mudah beribadah, wakaf dan infak Sahabat #pastimakinmanfaat untuk disalurkan menjadi fasiltas air & sanitasi masyarakat Badui.
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (QS. Az Zalzalah: 7-8)